Sabtu, 30 Mei 2015

Cerita Dewasa: Mona Korban Pemerkosaan Bapak Kost Bagian 2Sebelumnya Klik Disini. “aaaaaaannggghhhhh… pppaaaakkhh…… aaaaaaannggghh…” Mona mencapai klimaks sampai dua kali berturut-turut karena kocokan tangan Mahmud, matanya makin nanar dan bibir seksinya menyeringai seperti menahan sakit.
“Sekarang kamu isep punya bapak yaa..kamu kan jago kalo sama pacar kamu”
“ouuh..ngga ma..mau..ap… aauupphhh..mmmhh..” Mona yang lemas akibat klimaks tadi tak berdaya menolak saat Mahmud menarik lehernya membungkuk ke arah batang “monas” nya, tidak memperdulikan protes Mona yang ia tau hanya pura- pura karena sebenarnya sudah jatuh dalam genggamannya. Kini dengan dengan bibirnya yang seksi dan lidah yang hangat lembut itu mulai mengulum batang kemaluan itu.
“Oooh..enak sayaaang…kamu memang jago..sssshh…kamu suka kan..?” tanyanya
“mmmmmpph… sllluurpp..mmmmmm” hanya itu yang keluar dari mulut Mona, yang dengan semangat memainkan lidahnya menjilati dan menghisap penis Mahmud. Aroma dan rasa dari penis laki- laki itu telah menyihirnya untuk memberikan sepongan yang paling enak.
“Bapak tau..kamu cuman cewek sombong yang sebenarnya punya jiwa murahan dan pelacur… plaakk..!!” Mona tersentak saat pantat bulatnya ditepak oleh Mahmud, mukanya merah dan marah tapi sebenarnya malah membuat dia makin terangsang dan makin cepat ia mem- blow job penis Mahmud. Belum pernah ia merasakan birahinya dibangkitkan dengan cara kasar ini, tapi ia tau bahwa ia sangat menikmatinya.
“Kurang ajar nih aki-aki” gerutunya dalam hati dan ia menggigit gemas ke penis Mahmud yng membuatnya itu mengelinjang dan lidahnya makin cepat menyapu urat di bawah penis itu.
“Ayo..sekarang kamu naikin penis aku..” Tanpa berucap Mona mulai menaiki ke atas tubuh tambun Mahmud, dengan deg-degan menanti penis besar itu ia menurunkan pinggulnya dengan dibantu tangan Mahmud yang memegang pinggangnya yang ramping.
“Ooooh..” Mona mengerang saat ujung “helm” penis itu bersentuhan dengan bibir vaginanya dan mulai memasuki liang surga. Kembali ia mengerang menahan sedikit sakit saat baru masuk sedikit, liang vaginanya berusaha mengimbangi diameter penis Mahmud itu.
“Enak kan sayang?”
“Hmmmmm…nggh…” Mona hanya mengerang dan memjamkan mata menunggu penis itu membenam ke dalam vaginanya. Tapi Mahmud hanya menggesek- gesek liang vagina Mona itu dengan ujung kepala “meriamnya”. Gadis itu menggoyang- goyang pinggul seksinya dan berusaha menurunkan badannya, tapi Mahmud tetap menahan pinggulnya sehingga tetap belum dapat “menunggangi” penis Mahmud. “Hemmm…kenapa sayang? Udah ga sabar yaa ngerasain ****** bapak?”
“Huuh?..nggeeeh… aa..paahh…” Mona ngga tau harus ngomong apa, masih tersisa gengsi pada dirinya.
“Hehehe..masih sok alim uuh..kamu ya..? Kalo kamu mau ****** bapak, kamu harus memohon dengan mengaku diri kamu itu cuman perek murahan dan lakukan dengan seksi..”
“aaahh…sssh..kenapa mes..ti gitu paakk…pleaaase…” Mona sudah benar-benar terangsang dan tidak bisa berfikir jernih lagi, dalam pikirannya kini hanya penis Mahmud saja. Mahmud mendengus dan seperti hendak memindahkan tubuh Mona di atasanya, merasa perbuatan itu.
“Oouuh ooke..okeeh paaak… ngeh, tega bgt sih bapak…oouf paak, tolong masukin ****** ba..ngeehh..bapak ke memekku paak, entotin sayaaa ooh paakk… akkuu..memang cewe murahan yang sok suci..nggeh..pleease..paakk..akuuu mohooon…” pinta Mona memelas sambil meremas-remas kedua payudaranya.
“Hehehehe…kamu tergila- gila ya sama ****** bapak..”
“Iyaa ppaakkh… please..aku ga tahaaan paakk…”
“Kontol pacar kamu ga ada apa- apanya kan?”
“oouuh..jauuh pakkk..punya bapak lebih hebaat dan enaaaakk” “Hehehe..good…ini dia hadiahnya..” Mahmud lalu menarik ke atas tubuh Mona dan menurunkannya kembali, dengan diiringi erangan Mona merasakan penis itu makin dalam masuknya dan sulit ia menahan diri untuk tidak klimaks yang keempat kalinya. Mona kembali menaikkan badannya dan menurunkan kembali sehingga sudah ¾ penis itu diemut vaginanya. Gerakannya diulangi berkali-kali, awalnya perlahan tapi makin lama makin cepat karena vaginanya sudah bisa “menerima” penis berukuran di atas rata-rata itu. Gadis itu sudah benar-benar dikuasai nafsu birahinya dan ia merasa terbang ke awang-awang merasakan gesekan-gesekan penis Mahmud dengan dinding vaginanya. Tidak sampai 5 menit Mona sudah merasakan akan keluar lagi.
“Ouuh..gilaaa..paaakkh.. oouuuhhhhhhhhh..” Mona mencapai klimaksnya lagi dan ia terus bergerak naik turun menunggangi penis yang masih perkasa itu. Buah dadanya yang besar menggantung itu bergerak naik turun mengikuti irama gerakan badannya, dengan nikmat Mahmud meraup gumpalan daging kenyal itu dan meremas- remasnya dengan gemas. Dengan liar ia terus menunggangi penis itu, diiring dengan bunyi “plok..plok..plok..plok..” yang makin cepat akibat beradunya badan Mona dengan perut buncit Mahmud. Hampir 15 menit Mona menikmati hunjaman-hujaman penis itu, dalam periode itu Mona sudah mencapai orgasme sampai 4x lagi, ia tidak dapat menahan untuk tidak melenguh dan berteriak nikmat. Pikirannya sulit untuk fokus bahwa ia telah dibuat klimaks oleh seorang laki- laki yang pantas jadi ayahnya. Ia merasa lemah sekali akan nafsu yang menguasainya, tapi sungguh terasa nikmat sekali yang tidak mampu ditolaknya. Mahmud juga sudah hampir mencapai puncaknya, penisnya telah mengeras sampai maksimal dah hal ini juga dirasakan oleh Mona, ia mempercepat gerakan naik turunnya yang menyebabkan buah dada montoknya bouncing naik turun makin cepat.
“Uuuaaahh… gilaaaaa… ooouuuhhh…” akhirnya Mahmud tidak dpt menahan lagi, spermanya muncrat seiring dengan klimaksnya yang ternyata berbarengan dengan klimaks yang sangat kuat dari Mona. Mahmud merasakan dinding vagina Mona yang hangat itu bergetar menambah kenikmatan klimaksnya. Dengan lunglai Mona turun dari tunggangannya dan rebah di samping Pak Mahmud yang juga masih merem melek habis menikmati tubuh gadis cantik dan sexy itu.
“Kamu memang hebat hebat cantik…” “Cukup pak..ngeh, aku ga tau kenapa bisa kaya gini tadi..ini harusnya gak terjadi, cukup sekali ini terjadi” Mona yang sudah mulai jernih pikirannya, ia kini sangat menyesali bahwa ia menyerahkan dirinya secara sukarela kepada Mahmud. Ia memutuskan untuk pindah kost dan kejadian tadi harus dikubur dalam-dalam, tidak boleh ada yang tahu. Melihat Mona yang mulai membereskan bajunya dan hendak pergi, Mahmud bergerak cepat. Ia memegang leher belakang Mona yang sedang membungkuk hendak mengambil cdnya lalu dengan cepat membenturkannya ke meja kayu yang ada di depan mereka duduk.
“uuuugghhh….” kerasnya benturan itu membuat ia setengah pingsan.
“hehehe..ga secepat itu sayang..kamu akan jadi milikku..” Mahmud lalu menarik tangan Mona dan gadis itu pasrah saja dibawa dengan setengah sadar masuk ke kamar Mahmud. Lalu setelah melepas sisa bajunya, ia merebahkan tubuh telanjang yang masih lemas itu ke atas ranjangnya. Lalu ia mengikat kedua pegelangan kaki dan pergelangan tangan Mona ke ujung ranjang besi, sehingga kini tubuh telanjangnya itu dalam posisi kaki yang mengangkang lebar.
“uuuh..apa-apaan inih…lepasin paak…”dengan suara masih serak dan lemah Mona berontak dengan percuma, ia mulai takut apa yang hendak dilakukan. Melihat posisi dan kondisi Mona yang menggairahkan itu, Mahmud tidak tahan lagi ia membungkuk lalu menciumi payudara montok dan memainkan lidahnya mengecupi puting Mona yang sebentar saja langsung mengeras.
“Ouuh..pak..! lepasin saya pak… kalo ngga sa…aauupphh… mmbbllllmmmmm…” Mona tidak dapat melanjuntukan omongannya karena ditutup lakban oleh Mahmud. Kini kesadaran Mona sudah mulai pulih, ia masih terus berusaha memberontak untuk melepaskan ikatan kaki dan tangannya tapi ikatan itu sungguh kuat. Ia mulai takut karena kini ia tidak berdaya dan berada dlm kekuasaan Mahmud. Pandangan matanya mengikuti Mahmud seperti mata kelinci yang sedang ketakutan melihat serigala yang akan memangsa, dan air matanya mulai meleleh di pipinya.
“Eeeiih..kenapa nangis cantik? Aku paling ga suka liat cewe nangis…tapi sekarang kita liat film dulu ya…”ujar Mahmud sambil memasang kabel menghubungkan dari handycam ke tv. Lalu ia mulai menyetelnya. Mata Mona terbelalak kaget saat melihat tayangan video di layar tv, jantungnya serasa akan copot dan kepalanya tiba- tiba pusing mendadak melihat adegan per adegan dari video itu. Ternyata kejadian di sofa ruang tengah tadi semuanya direkam oleh Mahmud dari tempat tersembunyi, terlihat jelas saat ia melihat dirinya mulai merasakan gatal yang menyerang, mulai mencopoti bajunya dan sampai kejadian dia berhubungan sex dengan Mahmud. Perasaannya makin hancur saat ternyata Mahmud tidak hanya merekam dari 1 sudut saja, terdapat 4 handicam tersembunyi yang merekam seluruh kejadian. Bahkan saat ia memohon kepada Mahmud untuk mengobok- obok vaginanya dan pengakuan dia sebagai cewek murahan juga terdengar jelas. Wajah gadis yang cantik itu jadi pucat dan tubuhnya bergetar, ia sudah menduga apa yang akan diminta oleh Mahmud dengan adanya video itu. Perasaannya geram, marah, benci, takut dan lain-lain bercampur aduk, kini ia hanya dapat menangis. Terlihat jelas bagaimana wajahnya menunjukkan dirinya menikmati setiap detik permainan panas itu dengan aki-aki tambun yang sudah tua. “Percuma kau menangis..kini kamu akan merasakan akibatnya karena selama ini menjadi cewek sombong yang sok suci. Bapak tau apa yang kamu lakukan sama pacar kamu selama ini, nah..sekarang kamu harus nurut apa yang bapak mau, kalo ngga bapak jamin film ini akan nyebar kemana-mana, kamu ngerti…??” tegas Mahmud. Mona hanya mengangguk lemah dengan pandangan sayu.
“Sekarang yang aku minta kamu tidak boleh nangis selama kamu melayani saya..bisa..?? kalo tetap nangis kamu akan terima hukuman yang berat..” Kembali Mona hanya mengangguk dan berusaha menahan air matanya. Ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa akan ada jalan keluar nantinya. Tanpa sadar ia membayangkan kejadian tadi, dan ia teringat akan ukuran penis Pak Mahmud yang memang di atas rata-rata. Dengan pikiran itu tanpa dapat dicegah terasa desiran-desiran halus di perutnya dan ia merasa putingnya agak mengeras.
“Sayang…yang punya penis si Mahmud ****** itu..” pikirnya. Mona melotot kaget saat Mahmud mengambil sesuatu dari lemari yang ternyata merupakan dildo vibrator yang berukuran panjang. Mahmud kini duduk di ranjang di dekat kakinya yang ngangkang itu, memperlihatkan vaginanya yang terbuka menantang, lalu ia mengusap dengan tangannya yang mengakibatkan Mona terhentak.
“Kayanya udah basah nih..udah siap yah..” goda Mahmud, lalu ia membungkuk dan wajahnya kini sudah di depan liang surga milik gadis cantik itu, tiba-tiba Mona menggelinjang saat lidah Mahmud menciumi dan menjilati vaginanya. Untuk beberapa saat Mona menggelinjang-gelinjang, nafasnya kembali memburu dan pandangan matanya sayu.
“Ngggeehhhhhhhh…!” Mona menjerit dengan mulutnya yang tertutup lakban, saat Mahmud memasukkan dildo ke dalam lubang kemaluannya yang sudah basah dan ngilu itu dan terus mengerang karena dildonya makin dalam ditusukkannya. Kembali ia menggelinjang hebat saat Mahmud menyalakan vibartornyanya. Terasa sakit, tapi setelah beberapa menit rasa sakit itu berangsur-angsur menghilang tergantikan dengan sensasi kenikmatan yang belum pernah ia rasakan atau pernah ia bayangkan. Kini erangannya terdengar seperti rintihan kenikmatan diiringi dengusan nafasnya yang memburu. Mona melenguh panjang dan pelan, merasakan tubuhnya makin panas dan terangsang. Rasa menggelitik di perut bag bawah makin menggila dan menggelora. Dengan rasa malu dan kaget, ia mencapai klimaksnya dengan sensasi yang luar biasa..”
“nngggggghhhhh… mmmmmmmmmmhhhhh…..!!!!” Tubuh montoknya menegang sesaat ketika klimaksnya menyerang, pandangan matanya makin sayu. Tapi dildo itu tetap bergetar seperti mengoyak- ngoyak bag dalam vaginanya, dan rasa nikmat kembali dirasakan makin meningkat, nafasnya memburu dan kini pikirannya sudah tidak terkontrol, nafsu birahinya terus membara karena dildo itu.
“Naah..kamu seneng aja ya ditemenin ama dildo bapak ya… tenang aja, getarannya akan makin keras kok udah saya setting dan bapak colokin ke listrik..hehehe..bapak mau bikin back up untuk film kamu tadi ya..” kata Mahmud, ia hanya ketawa melihat Mona memandangnya dengan tubuh telanjangnya yang menggeliat- geliat, tubuh montok yang tampak berkilat karena keringat. Mahmud makin tertawa karena Mona mengerang lagi karena telah orgasme untuk kesekian kalinya, lalu ia meninggalkan Mona yang terus mengerang- erang karena getaran dildo itu. Tidak terhitung berapa kali Mona dipaksa untuk orgasme, tubuhnya mengkilat karena basah oleh peluhnya, gadis itu merasa lemas sekali tapi dildo yang menancap di vaginanya memaksa dia untuk terus dirangsang. Akhirnya karena tidak kuat lagi, gadis malang itu jatuh pingsan.
SELESAI
cerita dewasa pemerkosaan kisah perkosaan cerita dewasa kisah pemerkosaan foto mimik susu pacar cerita diperkosa rame rame kontol di kocok susu cerita seks dewasa pemerkosaan cerita dewasa pemerkosa cerita ngentot perkosaan cerpen pemerkosaan tanteku cerita seks ngentot di perkosa rame rame sampe pingsan dalam kenikmatan foto anak bapak telanjang di entot paksa enak cerita seks ngentot perkosaan hot cerita seks perkosaan tante crita dewasa d perkosa paksa foto cerita seks ternyata kamu menikmati juga kontolku ini cewe di entot paksa cerita susu pacar cerita seks hot bergambar remas susu cerita perkosa paksa cerita perkosaan rame cerita perkosaan teman pacarku cerita sek anak paksa tante cerita sek digarap kontol kuat dan perkasa

Cerita Dewasa Enaknya Pijitan Ibu Rini

“Mas Ary sedang ke Pak RT sebentar Mas, nanti juga balik,” sapa si Sandra.
“Oh ya..” jawabku singkat.
Aku disuruh duduk diruang tamu, lalu dia kembali dengan satu cangkir the manis, karena kursi diruang tamu agak pendek, maka dengan tidak sengaja aku dapat melihat persis sembulan kedua belah dada si Sandra yang tidak mengenakan BH. Wach pagi-pagi sudah dibuat pusing nich pikirku. Tapi aku hilangkan pikiranku jauh-jauh, karena aku pikir dia sudah termasuk keluargaku juga.
Akhirnya setelah Ary tiba, kami bertiga ngobrol hingga sore hari. Lalu aku izin untuk menghirup udara sore sendirian, karena aku akan nginap dirumah si Ary hingga besok pagi. Aku berjalan kedepan gang sambil melihat mobilku, apakah aman parkir disana. Setelah melihat mobil aku mampir ke salon sebentar untuk gunting rambut yang kebetulan sudah mulai panjang. Disana aku dilayani oleh seorang ibu, umur kurang lebih 40-45 tahun, kulit kuning langsat, body seperti layaknya seorang ibu yang umurnya seperti diatas, gemuk tidak, kurus tidak, sedangkan raut mukanya manis dan belum ada tanda-tanda keriput dimakan usia, malah masih mulus, saya rasa ibu tsb sangat rajin merawat tubuhnya terutama mukanya.
“Mas mau potong rambut atau creambath nich,” sapa ibu tersebut.
“Mau potong rambut bu” jawabku.
Singkat cerita setelah selesai potong rambut ibu tersebut yang bernama Rini menawarkan pijat dengan posisi tetap dibangku salon. Setelah setuju sambil memijat kepala dan pundak saya, kami berkomunikasi lewat cermin di depan muka saya.
“Wach pijatan ibu enak sekali” sapaku.
“Yach biasa Mas, bila badan terasa cape benar, memang pijatan orang lain pasti terasa enak” jawabnya.
“Ibu juga sering dipijat kalau terlalu banyak terima tamu disalon ini, soalnya cape juga Mas bila seharian potong/creambath rambut tamu sambil berdiri” jawabnya lagi.
“Sekarang ibu terasa cape enggak” tanyaku memancing.
“Memang Mas mau mijitin ibu” jawabnya.
“Wach dengan senang hati bu, gratis lho.. kalau enggak salah khan biasanya bila terlalu lama berdiri, betis ibu yang pegal-pegal, benar enggak bu?” pancingku lagi.
“Memang benar sich, tapi khan susah disini Mas” jawab Bu Rini sambil tersenyum.
Naluriku langsung berjalan cepat, berarti Bu Rini ini secara tidak langsung menerima ajakanku. Tanpa buang-buang waktu aku berkata “Bu, ibu khan punya asisten disini, gimana kalau aku pijit ibu diluar salon ini?” pancingku lagi.
“Mas mau bawa ibu kemana?” tanya Bu Rini.
“Sudahlah bu.. bila Bu Rini setuju, saya tunggu ibu dimobil di depan salon ini, terserah ibu dech mau bilang/alasan kemana ke asisten ibu” Ibu Rini mengangguk sambil tersenyum kembali.
Singkat cerita kami sudah berada didalam hotel dekat kebun raya Bogor. Ibu Rini mengenakan celana panjang, dengan baju terusan seperti gamis. Aku mempersilahkan Bu Rini telungkup diatas tempat tidur untuk mengurut betisnya, dia mengangguk setuju.
“Enggak nyusahin nich Mas”
“Tenang saja bu, enggak bayar koq bu, ini gratis lho.” jawabku.
Lalu aku mulai mengurut tumit ke arah betis dengan body lotion. Celana panjang Bu Rini aku singkap hingga ke betisnya, tapi karena paha Bu Rini terlalu besar ujung celana bagian bawah tidak bisa terangkat hingga atas. Ini dia kesempatan yang memang aku tunggu.
“Bu maaf nich, bisa dibuka saja enggak celana ibu masalahnya nanti celana ibu kena body lotion, dan aku memijatnya kurang begitu leluasa, nanti ibu komplain nich”
Kulihat Bu Rini agak malu-malu saat membuka celana panjangnya, sambil langsung melilitkan handuk untuk menutupi celana dalamnya. Lalu aku mulai memijit betis beliau dengan lotion sambil perlahan-lahan menyingkap handuknya menuju pahanya. Kulihat dari belakang Bu Rini hanya mendesah saja, mungkin karena terasa enak pijitanku ini. Saat mulai memijit pahanya body lotion aku pergunakan agak banyak, dan handuk sudah tersingkap hingga punggungnya.
Aku mulai renggangkan kedua kaki Bu Rini, sambil memijat paha bagian dalam. Tampaknya Bu Rini menikmatinya. Tanpa buang waktu dalam keadaan terlungkup aku menarik celana dalam Bu Rini ke bawah sambil berkata “Maaf Bu yach”.
Dia hanya mengangguk saja sambil terpejam matanya, mungkin karena Bu Rini sudah mulai terangsang saat aku pijit pahanya dengan lotion yang begitu banyak.
Wow kulihat pantat Bu Rini tersembul dengan belahan ditengahnya tanpa sehelai rambut yang mengelilingi vagina ibu tersebut. Aku mulai lagi memijit paha bagian atas hingga ke pantatnya dengan menggunakan kedua jempolku. Kutekan pantat Bu Rini hingga belahannya agak terbuka lebar, dengan sekali-kali aku sapu dengan keempat jariku mulai dari vagina ke atas hingga menyentuh lubang anusnya.
“Och.. Och..”
Hanya itu yang keluar dari mulut Bu Rini, rupanya dia mulai sangat amat terangsang, tapi dia type yang pasif, hanya menerima apa yang akan diperbuat kepadanya. Aku mulai nakal, kulumuri kelima jariku dengan lotion lalu aku mulai sapu dari anus hingga kebawah ke arah vagina ibu Rini dan diimbangi dengan makin naiknya pantat Bu Rini.
“Och.. Och.. Mas teruskan Mas.. Och..”
Pelan-pelan kumasukan jari telunjuk dan tengah ke dalam vaginanya, lalu kukocok hingga mentok kedinding bagian dalam vagina, sambil perlahan-lahan jempolku menekan lubang anus Bu Rini. Kulihat Bu Rini agak meringis sedikit, tapi tetap tidak ada sinyal menolak. Jempolku sudah masuk ke dalam anus Bu Rini, perlahan-lahan sambil kulumuri agak banyak body lotion kukocok juga lubang anus Bu Rini, hingga sekali tekan jempolku masuk ke lubang anus, sedangkan jari telunjuk dan tengah masuk ke vaginanya, dan aktifitas itu aku lakukan hingga 3 menit.
Dan kulihat Bu Rini sudah tidak lagi meringis tanda kesakitan disekitar lubang anusnya, tapi sudah terlihat diwajahnya rasa kenikmatan, meskipun matanya terus terpejam hanya beberapa kali tersengah.
“Och.. Och..”
Setelah itu aku jilat kuping Bu Rini dengan lidahku sambil berbisik.
“Aku masukan yach Bu kontolku”
Ibu Rini hanya mengangguk setuju tanpa membuka matanya. Lalu aku buka seluruh pakaianku, lalu aku ganjel perut Bu Rini dengan bantal yang kulipat, supaya pantat dan lubang vaginanya agak menguak ke atas. Lalu aku masukan kontolku ke dalam vagina Bu Rini dan kukocok hingga 15menit, lalu kulihat lendir putih sudah mulai keluar dari lubang vagina Bu Rini.
Rupanya Bu Rini sudah mencapai klimaks hingga mengeluarkan pejunya duluan, lalu aku seka dengan handuk dan kuayun kembali kontolku hingga 15 menit kemudian, hingga Bu Rini mencapai klimaks yang kedua kali. Sedangkan kontolku makin tegang saja tanpa isyarat akan memuncratkan peju. Karena sudah pegal juga pinggangku, aku ambil body lotion kulumuri anus Bu Rini sambil kubuka lubang anus tersebut hingga masuk ke dalam, lalu aku pelan-pelan menekan ujung kontolku hingga masuk ke dalam anus Bu Rini.
“Och.. Pelan-pelan Mas..” Bu Rini mengeluh.
Terus kutekan kontolku hingga masuk ke dalam anus Bu Rini, lalu pelan-pelan aku cabut kontolku. Memang kontolku terasa amat terjepit oleh lubang anus Bu Rini, ini membuat aku mulai terangsang. Kutekan lagi kontolku ke dalam lubang anus Bu Rini, dan pelan-pelan mulai kukocok lubang anus Bu Rini dengan kontolku ini sambil melumuri body lotion supaya lubang anus Bu Rini tidak lecet, terus kulakukan aktifitas ini hingga 5menit dan tiba-tiba peju dikontol mulai mengadakan reaksi ingin berlomba-lomba keluar. Lalu kucabut kontolku, dan kulepaskan seluruh pejuku bertebaran diatas sprei.
Setelah itu Bu Rini langsung membersihkan badannya kekamar mandi, lalu kususul Bu Rini di kamar mandi yang sudah tanpa sehelaipun benang ditubuhnya, lumayan bodynya cukup montok, tetenya sudah agak kendur tapi masih menantang seperti buah pepaya yang masih tergantung dipohon, perutnya juga sudah mulai ada lipatan lemaknya, tapi tetap enak dipandang, karena memang warna kulitnya seluruhnya kuning langsat. Lalu aku bantu Bu Rini saat hendak memakai sabun ditubuhnya, demikian juga aku dibantu juga oleh Bu Rini.
Setelah selesai mandi kontolku mulai bangun kembali, lalu kuminta Bu Rini untuk main kembali, Bu Rini memberikan isyarat ok. Dan kusuruh Bu Rini duduk dikursi tanpa mengenakan pakaian selembarpun, kuangkat kedua kakinya ke atas dengan posisi mengangkang lalu kusuruh Bu Rini memeluk kakinya kuat-kuat, lalu aku jongkok dan mulai menyapu vagina Bu Rini dengan lidahku, sambil jari telunjukku ikut masuk ke dalam vagina bagian bawah sambil mengocoknya. Disini Bu Rini tampak mendesah agak keras.
“Och.. Och.. Och.. Masukan saja Mas.. Aku enggak kuat”
Tanpa buang waktu lagi karena memang kontolku mulai keras kembali, kutekan kontolku ke dalam lubang vagina Bu Rini kembali sambil setengah berdiri, sedangkan kedua kaki Bu Rini sudah bersandar di depan bahuku, terus kusodok vagina Bu Rini dengan kontolku, hingga 30 menit lebih aku belum bisa juga mengeluarkan pejuku. Lalu kuminta Bu Rini untuk mengisap kontolku supaya cepat keluar pejuku ini.
Kedua kakinya kuturunkan lalu aku memegang kedua pipinya ke arah kontolku, lalu aku memasukan kembali kontolku ke dalam mulut Bu Rini, disini kulihat Bu Rini mengimbangi dengan isapan serta air liurnya yang mulai menetes dari mulutnya untuk membuatku cepat mencapai puncak. Memang benar-benar lihai Bu Rini, sebelum mencapai waktu lima menit aku sudah tidak tahan lagi menahan pejuku muncrat didalam mulutnya.
Setelah itu kami berdua membersihkan diri kembali kekamar mandi, lalu kami kembali ke salon Bu Rini. Sebelum keluar dari mobil, aku sempat berbisik kepada Bu Rini. Memang yang lebih tua, sangat paham dalam pengalaman dalam hal ini dibanding dengan yang masih muda. Bu Rini hanya tersenyum manis saja, sambil turun dari mobilku dan kembali masuk ke dalam salonnya.

Minggu, 03 Mei 2015

Cerita Ngentot | Cicipi Memek Bu Mila Yang Gurih
Cerita Ngentot | Cicipi Memek Bu Mila Yang Gurih – Hanya di idewasague.blogspot.com akan berbagi Cerita Dewasa Terbaru yang pastinya anda sukai. Cerita kali ini bertema “Cicipi Memek Bu Mila Yang Gurih” dan untuk mengetahui cerita ini bisa langsung dilihat dan disimak dibawah ini spesial untuk anda para pecinta cerita dewasa. Sajian Cerita Dewasa, Ngentot, Ml, Seks, Hot, Panas, Sedarah, Pemerkosaan dan Cerita lain hanyalah fiksi dan nama, tempat kejadian dan foto bugil hanyalah ilustrasi belaka.
Inilah cerita yang berjudul Cerita Ngentot Cicipi Memek Bu Mila Yang Gurih:
Aku benar-benar jadi ketagihan berhubungan sex dengan wanita-wanita yang umurnya jauh lebih tua dariku. Hubungan cintaku dengan Ibu mertuaku masih terus berlanjut sampai saat ini. Jika aku sudah sangat rindu akan tubuh Ibu mertuaku, aku menelpon Ibu mertuaku, kami janjian untuk bertemu di salah satu hotel, yang lokasinya dekat dengan bandara.
Pagi pagi sekali aku berangkat, setelah kami berjumpa, kami tumpahkan semua rasa rindu kami, sehari penuh kami tidak keluar kamar mengejar sejuta kenikmatan.
Aku dan Ibu mertuaku benar benar memanfaatkan waktuku yang singkat, karena sore harinya aku harus segera kembali ke Jakarta. Saat menunggu dibandara, jika birahi ku datang, aku dan Ibu mertuaku masuk ke toilet bandara yang cukup sepi. Langsung kusingkap roknya, kuturunkan CDnya, kuturunkan celana dan CD ku sebatas lutut, dari belakang langsung kutancapkan kontolku kelubang memek Ibu mertuaku, kogoyang maju mundur pantatku dengan sangat cepat, agar secepat mungkin kami raih kenikmatan. Mungkin aku sudah gila, aku jatuh cinta sama Ibu mertuaku sendiri.
Banyak diantara pembaca sekalian yang bertanya tanya tentang hubungan sexku dengan Indri istriku? Dalam hubungan sex, Indri, tidaklah sehebat ibunya, dalam bercinta istriku tidak suka dengan gaya yang aneh aneh. Bahkan Untuk melakukan oral sex saja, Indri enggan melakukannya, jijik, katanya.
Dalam berhubungan badan, aku dan Indri lebih banyak mengunakan gaya konvensional dalam bercinta. Apalagi Indri istriku termasuk wanita karier yang cukup berhasil, kadang kadang disaat aku ingin bersetubuh istriku sering menolaknya, capek sekali, katanya.
Tapi bukan itu yang menjadi alasan aku harus selingkuh dengan ibunya atau dengan wanita setengah baya lainnya. Aku bangga akan istriku.
Hanya saja, dengan Indri semua fantasi sexku tidak pernah kesampaian, terlalu monoton, Dengan Ibu mertuaku atau dengan wanita setengah baya lainnya yang pernah kusetubuhi, aku bebas berexpresi, dan fantasi sexualku juga bisa terpenuhi.
Dengan mereka, aku benar benar merasakan kepuasan sexual yang luar biasa.
Sekarang aku akan melanjutkan ceritaku, tentang hubunganku dengan Ibu Mila, setelah persetubuhan kami yang pertama.
*****
Saat keesokan harinya, ketika aku sudah tiba dikantor, aku hanya senyum senyum sendiri membayangkan Ibu Mila atasanku, orang yang begitu ditakuti dikantorku ini, akhirnya menyerah pasrah dalam pelukanku, memohon mohon agar ladangnya segera dicangkul dan sirami oleh air kehidupan yang begitu nikmat. Aku hanya tersenyum sendiri kalau mengingat apa yang terjadi semalam antara aku dengan Ibu Mila.
Aku benar benar menunggu kedatangan orang yang paling berpengaruh dikantorku, dan ingin sekali melihat reaksi dan expresi Ibu Mila kepadaku. Setelah lewat setengah jam, Ibu mila belum Muncul juga. Dari Yena, sekretaris Ibu Mila aku tahu, bahwa hari ini Ibu Mila tidak masuk kantor karena kurang enak badan. Banyak teman teman yang tersenyum lepas, karena bisa bebas bekerja tanpa perlu ada yang ditakuti.
Cuma aku yang tidak senang atas peristiwa ini, karena aku ingin sekali melihat expresi wajah Ibu Mila. Ya sudahlah Akupun sibuk dan larut dengan pekerjaanku. Tanpa terasa sudah jam sepuluh pagi, tiba tiba aku dikejutkan oleh suara dering Hpku, tanda bahwa ada pesan yang masuk. Aku lihat ternyata Ibu Mila yang mengirim pesan, segera kubaca isi pesan tersebut.
“Pento.., kamu lumayan juga diatas ranjang, jadi wajar, kalau Ibu mertuamu sampai hamil. Hari ini saya nggak masuk kerja, saya tunggu kamu dirumah saya, jam satu siang. Minta izin sama Siska bilang saja kamu sakit.
Mila.”..
Uh dasar.. Bos, Sudah jelas jelas Ibu Mila kubuat KO di atas ranjang, masih bilang aku hanya lumayan. Tapi aku bersyukur juga, berarti hari ini aku bisa mengentot Ibu Mila lagi. Langsung terbayang semua kenikmatan yang akan kuperoleh dari tubuh gendut Ibu Mila.
Dengan alasan kurang enak badan, akupun izin untuk istirahat pulang, kutelpon taksi, saat taksi sudah datang, akupun langsung cabut dari kantorku menuju rumah Ibu Mila.
Setelah mendapat SMS dari Ibu Mila, aku begitu penuh semangat, hari ini aku ingin membuat Ibu Mila mengemis dan mohon ampun padaku. Cuma aku sadar, kemampuan sexku tidaklah terlalu hebat. Nggak mungkinlah, aku bisa kuat ngentot berjam jam. Untuk menambah stamina dan daya tahan sex ku, aku mampir ke salah satu toko yang menjual obat kuat, dari uang yang diberikan Ibu Mila kepadaku, aku beli beberapa butir obat kuat yang cukup ampuh. Didalam taksi langsung aku minum sebutir. Haa.. ha.. rasakan nanti, batinku.
Jam satu kurang, aku sudah tiba dirumah Ibu Mila, Kupencet bell dengan perasaan berdebar. Saat pintu gerbang terbuka kulihat Agus, satpam penjaga rumah Ibu Mila membukakan pintu.
“Eh.., Bapak Pento Silahkan masuk Pak, Ibu sudah menunggu Bapak di dalam”.
“Terima kasih Pak”, jawabku.
Akupun masuk kedalam, jauh juga jarak dari pintu gerbang sampai kepintu rumah Ibu Mila. Kulihat Ibu Mila sudah menunggu diteras rumahnya dan melambaikan tangannya.
“Hai, kamu datang juga.., aku pikir kamu nggak datang”, sapa Ibu Mila.
“Aku pasti datang Bu, kalau tidak datang, bisa-bisa rahasiaku terbongkar”, candaku.
“Ayo masuk, kamu sudah makan siang belum? Kita makan sama sama, hari ini Ibu sudah pesankan makanan untuk kita berdua. Spesial buat kamu dan Ibu”.
“Mmm.. ramah sekali Ibu Mila hari ini”, batinku.
Aku dan Ibu Mila masuk kedalam ruangan yang begitu besar, sepertinya kamar tidur Ibu Mila. Di dekat jendela yang menghadap kearah kolam renang, aku melihat sebuah meja kecil yang sudah ditata rapi, dengan nyala lilin dan sebotol wine, romantis sekali.
Aku dan Ibu Mila duduk berhadapan, Ibu Mila begiti lemah lembut, kamipun makan siang bersama, dalam suasana kamar yang begitu romantis.
“Boleh saya merokok disini Bu?”
“Silakan Pento, dulu almarhum suami Ibu juga seorang perokok”, jawab Ibu Mila.
“Kamu mau Minum wine?”, tanya Ibu Mila.
Kemudian Ibu Mila memberikan segelas wine untukku, kami terus berbicara sambil menghabiskan minuman kami.
Kupeluk tubuh Ibu Mila dari belakang saat Ibu Mila berdiri dijendela memandang keluar, Kucium dengan lembut wajahnya, bibirnya, burungku yang menempel tepat di belahan pantat Ibu Milapun sudah tegak berdiri, sampai sakit sekali rasanya, mungkin pengaruh obat kuat yang sudah aku minum.
“Pento, Sebenarnya Ibu mau mengajak kamu makan malam disuatu tempat yang romantis sekali, Cuma Ibu tahu, kamu tidak punya banyak waktu kalau malam hari jadi Ibu ajak kamu makan siang di sini, dikamar Ibu, dan sengaja suasananya Ibu buat seperti ini, agar tetap terkesan romantis”
“Terima kasih Bu, Ibu baik sekali”. Jawabku
“Kamu tahu Pen? Ini kamar tidur Ibu dan almarhum Bapak, kamu lelaki kedua setelah almahum Bapak, yang boleh masuk di kamar ini. Ibu sudah lama suka sama kamu, Cuma Ibu nggak yakin, melihat gayamu yang cool, apa iya kamu mau sama Ibu?, Untung Ibu mendengar pembicaraan kamu dan Ibu mertuamu, yah terpaksa Ibu harus mainkan siasat, untuk mendapatkan kamu”.
“Pento kamu maukan, hari ini, kamu bercinta dengan Ibu tanpa merasa terpaksa”.
Aku tersenyum dan kupandangi wajah Ibu Mila, aku merasa bangga sekali, kupeluk lebih erat lagi tubuh Ibu Mila. Tubuhku sudah panas rasanya, Ibu Mila berbalik, kami sudah saling berhadapan. Kupandangi wajah Ibu Mila, cantik sekali, kukecup lembut bibir Ibu Mila, kami berdua sudah saling melumat. Lama sekali kami berciuman, ditambah lagi suasana yang begitu romantis menambah tinggi gairah kami berdua.
Kulepas pakaian yang di kenakan Ibu Mila, kuciumi lehernya, Ibu Mila mendesah menikmati cumbuan yang aku berikan, kubuka Bh nya, kuremas dengan lembut tetek Ibu Mila. Ciumanku terus turun kearah buah dadanya, kujilati dan kuhisap tetek Ibu Mila, Ibu Milapun semakin mengeliat dan semakin keras desahannya.
“Uh.. Pento.. Terus hisap sayang.. Uhh.. Enak.. Pen.”..
setelah puas bermain main di buah dada Ibu Mila ciumankupun turun keperutnya. Kujilati pusarnya sambil tanganku berusaha melepas celana dalam Ibu Mila, yang merupakan penutup terakhir di tubuhnya. Masih dalam posisi berdiri kujilati memek Ibu Mila, kuhisap semua lendir yang keluar, dendam yang tadinya begitu mengebu gebu hilang sudah, aku begitu lembut memperlakukan Ibu Mila.
“Ah.. pento.. nikmat sekali sayang, buka pakaianmu sayang”.
Jari jemari tangan Ibu Mila dengan lincah melepas kancing pakaianku. Satu persatu pakaian yang kukenakan terlepas sudah. Akhirnya kami berdua sudah telanjang bulat. Dihisapnya puting dadaku, sambil tangan Ibu Mila meremas remas kontolku yang sudah sangat tegak berdiri.
“Pento aku ingin kita melakukannya di tempat tidur, puaskan aku sayang”.
Kami berdua berjalan menuju kepembaringan, tangan Ibu Mila terus memegangi kontolku. Tubuhku direbahkan diatas pembaringan, kemudian kontolku di kulum dengan lembut, nikmat sekali kuluman Ibu Mila.
“Oh.. Pento Ibu sudah tidak tahan lagi.. Ibu masukin ya sayang.”..
Kemudian Ibu Mila menaiki tubuhku, digemgamnya kontolku dan diarahkan ke lubang memeknya, perlahan lahan sekali Ibu Mila menurunkan pantatnya, mili demi mili batang kontolku masuk meluncur ke lubang memek Ibu Mila yang sangat basah sekali.
“Ahh.”., rintih kami berdua, saat kontolku masuk semua terbenam didalam lubang memek Ibu Mila.
Aku lihat Ibu Mila memejamkan mata dan mengigit bibirnya menikmati sensasi yang begitu indah. Ibu Mila mengangkat pantatnya dengan perlahan sekali, menikmati gesekan batang kontolku dengan dinding memeknya, kemudian diturunkan kembali dengan sangat perlahan. semakin lama goyangan naik turun pantat Ibu Mila semakin cepat.
“Akkhh.. Pento.. ampun.. enak sekali sayang.. kontolmu enak sekali sayang”.
Ibu Mila terus menjerit mendesah berteriak menikmati sensasi nikmat dari pertemuan batang kontolku dengan lubang memeknya. Kontolku yang begitu tegak perkasa terus menerus menerima gesekan demi gesekan dari lubang memek Ibu Mila.
“Iya.. Bu, aku juga nikmat goyang terus Bu”.
Kuremas tetek Ibu Mila, aku angkat badanku kuhisap teteknya, goyangan pinggul Ibu Mila makin menggila dan terkendali.
Jujur saja, kalau bukan karena pengaruh obat kuat yang aku minum, Mungkin aku sudah ejakulasi, dan sudah tidak sanggup lagi bertahan mengimbangi goyangan pantat Ibu Mila yang begitu liar.
“Oh.. Pento.. Ibu.. sudah nggak sanggup lagi.., Ibu mau keluuarr”.
“Ayo.. Bu.. keluarin semuanya Bu.. Nikmatin.. Bu.”..
Kuhisap dengan kuat tetek Ibu Mila, dan Ibu Milapun makin mempercepat goyangan pinggulnya menanti saat saat datangnya orgasme.
“Pentoo.. Arrgghh.”., jerit Ibu Mila, memek Ibu Mila dengan kuat mencengkram batang kontolku.
Sungguh menyesal aku meminum obat kuat, padahal saat seperti inilah, saat yang paling nikmat untuk secara bersamaan melepaskan orgame yang sudah tertahan. Namun kalau aku tidak meminumnya, aku juga tidak tahu apakah aku sanggup bertahan dari serangan dan goyangan pantat Ibu Mila.
Dipeluknya aku dengan erat sekali.
“Hu.. hu.. hu.”., Ibu Mila menangis.
Aku peluk tubuh nya dengan erat. Kurebahkan badanku, Ibu Mila ikut rebah sambil terus memelukku. Kubiarkan Ibu Mila menikmati orgasmenya.
Kukecup kening Ibu Mila, ku belai rambutnya dengan penuh kasih sayang, sementara kontolku masih terus terbenam di dalam lubang memek Ibu Mila.
“Enak sayang”, Tanyaku
“Enak sekali Pen, dasyat sekali rasanya” jawab Ibu Mila lirih.
“Kamu sudah keluar Pento?”.
“Belum Bu, tidak apa apa, yang penting Ibu puas”, Jawabku.
“Ibu lemas sekali Pento, kasihan kamu belum keluar”.
“Tidak apa-apa Bu, Ibu istirahat dulu, nanti kita lanjutkan lagi, toh waktu kita masih panjang”, jawabku.
Ibu Mila mengangkat tubuhnya dan langung menghempaskannya kembali disampingku. Kontolku masih tegak berdiri, sama sekali belum terlihat tanda tanda hendak memuntahkan isinya. Ibu Mila merebahkan kepalanya didadaku, kupeluk tubuh Ibu Mila, sambil kubelai belai ramutnya. Akhirnya Ibu Milapun tertidur.
Kupandangi wajahnya, ada senyum kepuasan disana. Seandainya saja dendamku belum hilang mungkin aku tidak peduli apakah Ibu Mila lelah atau tidak, pasti sudah kutancapkan kembali kontolku yang masih tegak berdiri kelubang memek Ibu Mila sampai Ia minta ampun dan memohon mohon padaku.
Hari itu sampai jam sepuluh malam Aku dan Ibu Mila benar benar menghabiskan waktu kami hanya untuk bersetubuh meraih kenikmatan demi kenikmatan. Kami berdua melakukannya dengan penuh perasaan.
Ternyata di balik ketegaran yang diperlihatkanya dikantor, Ibu Mila tetaplah seorang wanita yang butuh perhatian dan kasih sayang.
Cerita Seks- Setengah Baya Dengan Bu Yetty Yang Montok, Perkenalkan nama saya ridwan umur saya 23th ,kulit putih. Saya akui bahwa saya mengidap penyakit sexual yakni lebih suka kepada wanita yang lebih tua ,apalagi kalau saya sedang melihat ibu2 yang senam wahhh saya langsung bergairah melihat pantat mereka dan payudara mereka yang menurut saya sangat indah. Nah berikut adalah pengalaman gairah sex saya dengan istri tetangga saya yang bernama ibu yetty. Dia berumur kurang lebih 42th dan sudah memiliki 2 orang anak ,tetapi body nya sangat menggoda. Dengan toket berukuran 36c serta pinggul dan pantatnya yang sangat menggoda ,kulitnya juga putih dan tinggi badannya tdak beda jauh dengan saya.
Kejadian ini terjadi sekitar akhir tahun 2008 ,nah waktu itu malam minggu saya lagi nggak kemana-mana karena cewe lagi ada urusan keluarga di rumah sodaranya. Waktu itu jam 11 malam tepatnya ,saya melihat bu yetty masih duduk di teras rumahnya dan seperti orang yang sedang menunggu sesuatu. Lalu saya hampiri dia,
“loh bu yetty tumben jam segini masih di luar ,lagi nunggu siapa bu ?” tanyaku
“saya lagi nunggu mas edy wan , kok tumben ya dia belum pulang. saya jadi cemas.”jawabnya
“oh pak edy belum pulang bu ,oya si andi dan wiwid mana bu ?” saya menanyakan anak2nya.
“itu di dalam wan ,mereka juga belum tidur masih main ps dari tadi.”
Lalu kedua anak bu yetty melihat saya dan mereka memanggil saya untuk main ps dengan mereka.
“mas ridwan ayo mas kita main ps, sini mas..” kata wiwid si bungsu
“sudah sana wan main ps sama anak2 gpp.” kata bu yetty
“iya bu.”
saya pun masuk ke dalam rumahnya bu yetty dan gabung dengan kedua anak bu yetty. Dan tak saya pun mendengar suara motor pak edy ,ternyata memang benar pak eddy telah pulang.
“maaf bu aku tadi ada kerjaan mendadak ,jadi aku pulang agak telat.” kata pak edy pada istrinya
“oh ada nak ridwan toh.” kata pak edy
“iya pak saya di nemenin andi dan wiwid main ps ,saya juga heran kok tumben mereka berdua belum tidur. ya sudah saya mampir saja dan main ps di sini.” jelas ku
“pak mas ridwan nginep aja yah ,supaya andi ada temen main ps.”tegas andi anak pertama bu yetty yang sudah kelas 3 sd itu.
“loh bapak terserah mas ridwan mau apa nggak ,gimana mas ridwan ?”tanya pak edy
“ya sudah deh ,lagian besok saya ga ada acara pergi kemana-mana.”jawabku
Lalu pak edy dan bu yetty masuk ke dalam kamar. dan sya pun melanjutkan main ps dengan kedua anak bu yetty. Sekitar jam 2 malam akhirnya kedua anak ini tidur dan saya pun sudah lelah main ps ,akhirnya saya matikan tv dan lampu ruang tengah tapi saya tidak tidur. Saya lihat pintu kamar bu yetty terbuka dan yang keluar adalah bu yetty ,wow saya benar2 kagum melihat pakaian tidur bu yetty dengan tali kecil di pundaknya dan yang bikin saya kage adalah bentuknya yang sangat sexy dan transparan.
“loh kamu belum tidur wan ?” tanya bu
“belum bu ,pak edy sudah tidur bu .” tanyaku
“sudah ,wan bantuin saya ya pindahin anak ke kamarnya. tuh kamu gendong andi nah aku si wiwid.” peritah bu yetty
“iya bu.”
Cerita Sek Setengah Baya Dengan Bu Yetty Yang Montok, Saya dan bu yetty membawa wiwid dan andy ke kamar mereka. Setelah sampai di kamar sayapun menaruh andy di tempat tidurnya ,akan tetapi pada saat bu yetty menaruh wiwid di kasurnya ,entah kenapa bu yetty terjatuh dan saya lihat daster bu yetty tersingkap sampai paha bu yetty terlihat. Bu yetty pun meringis kesakitan dan saya pun tidak tega lalu menghampiri bu yetty.
“yang mana yang sakit bu ?”tanyaku sambil sesekali melihat ke arah paha bu yetty
“ini wan kaki saya.”
lalu saya mengurut kakinya dan dia pun menyadari kalau saya melihat pahanya terus dan dengan perlahan dia menutup pahanya. Pijatan saya pun lama2 ke atas pahanya dan saya menyngkap daster bu yetty tapi tentunya saya izin dulu dengan dia.
“bu dasternya tolong singkap sebentar supaaya saya bisa urut paha ibu ,karena kalau tidak di urut nanti paha ibu jadi keram.” hahaha padahal itu hanya akal2an saya saja
Saat saya memijit pahanya ,saya lihat nafasnya jadi lebih cepat dan saya betul ngaceng melihat payudara bu yetty yang besar. Dan pijatan saya pun berubah menjadi elusan dan pada saat saya mengelus pahanya ,diapun mendesah sambil matanya terpejam dan itulah yang membuat saya semakin berani mengelus pahanya lebih ke atas.
“ahhh…” desah bu yetty saat elusan saya semakin ke atas.
Wah saya betul sudah lupa diri waktu itu ,yan saya pikirkan adalah saya harus berhasil menyetubuhi bu yetty. Lalu saya angkat tangan bu yetty dan saya arahkan ke tongkol saya yang sudah sangat tegang ,tetapi dia sempat tersadar.
“ridwan apa yang sudah kita lakukkan ,kita tidak boleh seperti ini.” kata bu yetty
saya sudah tidak perduli lagi dengan kata2 dia ,lalu dengan tenang saya mendekat ke arahnya dan mengelus rambut bu yetty sambil merayunya.
“sudah lah bu ,di sini cuma ada kita kok.” rayuku
“itu dosa ridwan.” jawabnya
“ayo lah bu ,saya sudah lama ingin berdua seperti ini dengan bu yetty yang cantik.” haha gombal sekali saya
“aku takut suami ku bangun wan.”
“sudah ibu tenang saja ,pak edy biar saya yang mengawasi nanti ,yang penting malam ini saya ingin berdua dengan ibu.” kataku
“tapi jangan di sini .kita ke ruang tamu saja supaya dapat melihat suamiku kalau bangun.
lalu kami pun berjalan ke ruang tamu ,setelah di sana kami duduk di sofa dan saling menatap dengan penuh arti. Dan tak lama kami akhirnya berciuman ,ternyata bu yetty ini sangat lihai dalam melakkukan ciuman bahkan kami pun melakkukan french kiss.
“mmmphhhh…,mmmmpphhh..” begitulah suara kami saat berciuman.
Tangan ku pun mulai meraba payudaranya bu yetty dan berhasil masuk ke dalam daster bu yetty ,saya dapat merasakan bra merah berenda itu begitu sesak menampung payudara bu yetty yang besar. Kemudian tangan saya pun mengeluarkan payudaranya dari dalam branya ,dia melenguh saat jari saya memilin putingnya.
“ohh…ridwan ayo langsung masukkan saja kontol mu ,nanti mas edy curiga kalau saya tidak ada di kamar.” kata bu yetty.
Bu yetty lalu mengangkat dasternya dan tidur di atas sofa dengan mengangkang. Saya dengan cepat melepas celana dan cd saya ,bu yetty juga menurunkan tali dasternya dan mengeluarkan payudaranya ,dan dia pun melepas cd nya juga. Lalu saya arahkan penis saya ke vagina bu yetty ,dia merintih pelan saat kepala penis saya mulai masuk ke vaginanya.
“arrgghhh…. pelan2 ya wan,,uhhhhh…”rintihnya
bleeesssssss…..masuklah semua penis saya ke vagina bu yetty ,dan saya langsung menindih bu yetty. Oh sungguh luar biasa vagina ibu dari 2 orang anak ini masih begitu nikmat ,bu yetty memeluk saya dengan erat seolah tak mau terlepas pelukannya.
“ayo goyang dong wan ,kocok memek saya cepat.”bisik bu yetty di telinga saya
“iya sayang,,ohhhh…ohhh”desah saya ketika saya mersakan sedotan vagina bu yetty di penis saya
“ahhh,ahhh,ahhh,iya teruuss,,ridwan ,,aduuhh,aduuuhh besar banget sih punya kamu sayang,,ahhh,,ahhh.” racau bu yetty tak karuan ketika saya sudah mulai memompa penis saya maju mundur.
Saya kadang2 mengisap payudaranya dan kadang saya mencium dengan gemas bibirnya sehingga dia melenguh tertahan. Lama2 goyangan kami semakin cepat dan saya sudah mau merasakan ejakulasi sebentar lagi ,begitu pula dengan bu yetty yang goyangan pantatnya makin liar.
ploookk,cllebbb.slleebbb…,slleebbbb,pllaakk,plak kk. itulah bunyi peraduan kelamin kami yang sedang asik bertemu.
“ahhh,ahh,ridwan aku mau keluarrrr,,ya,ya,ya,,terruss gooyaangg…sayang ahh,ahh..” rintih bu yetty yang sudah mau orgasme.
“iya sayang aku juga sebentar lagi ,ahh,ahh.” balasku
“oohhhh akkuu kkeelll,kkellluarrr ,,arrrggggghhh….”desah bu yetty panjang saat orgasmenya datang dan kakiknya membelit di pinggang saya lalu pantatnya menekan ke atas agar vaginanya tertusuk dengan dalam oleh penis saya.
saya pun sudah tidak tahan lagi dan,,CROOOTTT,JROOOTTT,CROOOTT,CRRIITTTT….
begitu banyak sperma saya menyembur dalam memek bu yetty,
“ohhhh….niikkkmmaatttttt saaaaaaayyyyyannggg……ahhhhhh…”desahku begitu panjang karena saking nikmatnya ,dan tekan dalam2 penis saya ke vaginanya.
“aduuh mentok sayang..”bisik bu yetty
Lama juga kami berpelukan dan mengatur nafas ,kemudian saya cabut penis saya dan membersihkan di kamar mandi ,dan bu yetty langsung masuk ke kamarnya dan mencuci vaginanya di dalam kamar mandi yang biasa bu yetty dan suaminya gunakan. saya kembali ke ruang tengah dan tertidur karena lelah habis gempur dengan bu yetty yang sexy ,oh pak edy saya telah mencoblos memek istri anda yang tolol itu hahaha.pikir ku dalam hati.
Besoknya ketika saya terbangun ,saya melihat bu yetty dan pak edy sedang ngobrol di teras depan. Wah saya bangun siang juga sekitar jam 11 ,maklum semalaman habis tempur dengan bu yetty.
“eh ridwan baru bangun kamu.”tanya bu yetty yang bersikap biasa saja di depan suaminya, padahal semalam sudah saya tusuk vaginanya dengan penis saya.
“iya nih bu,maaf ya pak edy dan bu yetty saya bangun siang2.”
“ohh nggak apa-apa nak ridwan.”kata pak edy
“bu ,pak saya pamit pulang ya ,makasih saya sudah boleh nginep di sini.”kata ku
“oh iya sama2.”kata pak edy.”
“lain kali kalo mau nginep di sini silahkan kok ridwan.”kata bu yetty sambil tersenyum ke arahku dengan penuh arti
Cerita Sek Setengah Baya Dengan Bu Yetty Yang Montok, haha rupanya bu yetty ketagihan ku entot. kataku dalam hati.
“iya bu .saya pulang ya.permisi.” kata ku
Dan semenjak itu saya dan bu yetty sering melakkukan hubungan sex saat suaminya tak di rumah, sekian cerita dari saya dan lain waktu saya berjanji akan menceritakan pengalaman saya yang lain.

Jumat, 10 Oktober 2014

Musibah Ibuku, membawa nikmat bagiku

Namaku adalah Damar dan aku ingin menceritakan pengalaman incestku dengan menggauli ibuku kandungku sendiri. Peristiwa itu terjadi ketika aku kelas dua SMA dan aku tidak dari dulu tidak pernah berpikiran untuk menyetubuhi ibuku. Aku hidup di sebuah desa di daerah Semarang bersama dengan ayahku yang berprofesi sebagai petani sekaligus peternak sapi, serta dengan ibuku yang berprofesi sebagai bidan desa. Aku memiliki seorang kakak perempuan yang sekarang sudah
berkeluarga di kota lain, sedangkan adikku masih kelas empat SD dan tinggal bersama dengan kami. Nenekku juga tinggal bersama kami namun ia sudah jompo, sedangkan kakekku sudah meninggal beberapa tahun lalu. Awalnya kami tergolong keluarga yang mampu dan kami hidup bahagia kecukupan. Namun ketika ibuku mencoba berbisnis dengan seseorang, musibah besar menimpa keluarga kami. Ayahku tidak pernah menyetujui ibuku terjun di dunia bisnis dan apalagi itu adalah bisnis besar, karena dengan penghasilan yang didapatpun kami sudah hidup kecukupan. Ibuku tetap tak mempedulikan saran ayahku sampai akhirnya musibah besar menimpanya, yaitu ketika rekan kerjanya menipunya dan melarikan diri ke luar negeri dengan membawa uangnya sebesar lima ratus juta. Bagi orang desa, uang lima ratus juta itu berjumlah luar biasa banyaknya, maklum saja ibuku terus menangis menyesali hal itu. Ibuku sering melamun dengan pandangan kosong sampai akhirnya dia sering teriak-teriak histeris. Ada yang bilang ibuku gila kesurupan ada pula yang bilang ibuku stress. Aku tidak tahu dan ikut juga menanggung beban musibah itu.
Sejak saat itu ibuku dirawat di rumah saja dan sementara tidak berangkat bekerja di puskesmas. Ibuku sering melamun sendirian di kamar, aku dan ayahku yang merawatnya. Setiap pagi aku membawakannya makanan dan minuman, sedangkan ayahku sering memandikannya. Ibuku selalu kosong pandangan dan selalu tidak menjawab jika diajak ngobrol. Ia diam membisu sepanjang hari namun terkadang ia mengajak bicara kami seperti ia sudah normal kembali. Saat itu kami mengira kalau ibuku sudah normal kembali dan kami tidak terlalu repot mengurusinya. Ayahku juga mulai normal dengan aktivitas kerjanya, dan aku menjadi tenang kalau di sekolah serta tidak terburu-buru pulang lagi. Ibuku tetap belum berniat kembali bekerja, ia sering main ke tetangga sebelah untuk sekedar berbincang. Setelah sekitar tiga hari keluarga kami kembali gempar karena ibuku membanting segala sesuatu di rumah kami. Ia membikin berantakan seisi rumah. Kami kemudian menenangkan ibuku, namu ibu terus berontak sehingga kami terpaksa membawa paksa dirinya dan mengikat tangan dan kakinya di ranjang karena ia terus berontak dan teriak. Lagi-lagi aku dan ayahku direpotkan lagi merawat ibuku selain juga merawat nenekku yang jompo. Rumahku menjadi seperti rumah sakit saja, dan adikku hanya bisa bermain-main tanpa beban.
Hari besoknya, pada malam hari Ayahku bersama dengan pamanku berencana menemui orang pintar di desa seberang untuk meminta bantuan perihal keadaan ibuku itu. Aku dipasrahi untuk menjaga rumah dan keluarga sampai tengah malam nanti. Ketika jam delapan malam adikku sudah terlelap dan di kamar ibuku tak ada suara sedikitpun. Setelah menengok nenek yang ternyata sudah tidur di kamar sebelah, aku segera menuju ke kamar ibuku untuk menengok keadaanya. Ketika masuk ke kamarnya, lampu masih belum dinyalakan dan ketika kunyalakan kulihat ibuku yang duduk dengan rantai besi yang masih mengikat kedua kakinya. Ibuku benar-benar sudah hilang akal, ia bahkan tidak membenahi roknya yang tersibak ke atas sehingga kelihatan celan dalamnya. Aku mendekat ibu bermaksud membenahi roknya yang tersibak. Ketika itu tanganku bersentuhan dengan kulit pahanya dan aku sekejap merasakan hal aneh pada diriku. Aku berusaha mengajak berbicara ibuku tapi ia hanya diam saja. Aku membimbingnya rebahan dan bermaksud menyeka tubuh ibuku dengan air hangat karena ayahku lupa tidak memandikan ibuku tadi sore. Aku bilang kepadanya aku mau menyeka tubuhnya biar badannya tidak lengket dan enak buat tidur. Ia hanya diam saja dan aku melepas kaos yang dipakainya serta roknya sehingga ia hanya mengenakan kutang dan celana dalam saja. Aku merasa aneh karena aku bernafsu melihat ibuku yang hanya mengenakan cawat dan kutang. Aku terus menyeka seluruh badan ibuku dan kurasakan lembut kulitnya serta ketika menyeka dibagian pantatnya pikiranku berubah menjadi tidak normal lagi, aku semakin bernafsu. Aku tidak mau menyetubuhi ibuku karena takut, maka lebih baik aku beronani saja nantinya di kamar mandi. Aku segera menuju kamar mandi tanpa lebih dahulu memakaikan ibuku baju atau daster. Ketika di kamar mandi pikiranku berkecamuk dan entah ada apa aku tidak mau beronani dan ingin mencicipi tubuh ibuku.
Ibuku sudah berumur empat puluh lima tahun dan badannya ramping tetapi panyudaranya luar biasa montok dan pantatnya bahenol. Kulitnya putih namun sedikit sudah kendur tetapi tetap kelihatan cantik. Ketika aku masuk ke kamar lagi, kudapati ibuku berposisi miring ke samping dan hanya terlihat pantatnya yang indah dibalut celana dalam renda merah dan kutang pasangannya. Aku semakin bernafsu melihat pemandangan itu dan langsung saja aku matikan lampu dan kunci pintu. Aku segera melepas pakaianku dan hanya memakai celana dalam dengan burungku yang sudah tegak. Aku mendekap tubuh ibuku dari belakang dan ibuku hanya diam saja. Aku menggesekkan batang kemaluanku ke pantat ibuku dan rasanya sungguh membuat jantungku copot. Aku mengelus-elus seluruh tubuh ibuku dan ketika tanganku kuselipkan ke celana dalamnya ia berontak dan berusaha mengeluarkan tanganku. Aku tetap saja melawan ibuku sampai akhirnya ibuku teriak keras. Aku saat itu yakin kalau ia tidak mengenali aku karena pikirannya yang sudah stress. Aku menutupi mukaku dengan masker biar ibuku tidak mengenal aku karena kupikir gampang untuk mengelabuhi orang yang sudah sedikit terganggu pikirannya seperti itu. Aku langsung menyumpal mulutnya dengan kain seka sehingga ia tidak lagi bisa menjarit. Tangannya terus berontak, dan makanya aku ikat ke atas dengan kain jarik. Ia sudah tidak bisa berkutik lagi dan hanya bisa melotot geram dan meludahiku.
Aku buka kutangnya dan meremas-remas panyudara besar itu. Aku sedikit mengeluarkan mulutku dari balik masker yang masih kupakai dan menetek ke susu ibuku seperti ketika aku masih bayi. Ibuku menggeliat dan aku yakin dia juga merasa keenakan. Setelah puas memainkan teteknya aku bergerilya ke bagian pinggangnya. Aku pelorotkan celana dalamnya dan dia tetap berontak dengan suara jeritannya yang tak terdengar karena telah kusumpal dengan kain pel tadi. Aku lihat memek ibuku dibalut dengan rambut kemaluan tipis dan aku memaksakan jariku untuk menerobos masuk liangnya. Ibuku seakan merapatkan kakinya namun aku terus berusaha merenggangkan pahanya dan akhirnya tanganku berhasil menerobos masuk liangnya. Setelah itu aku merasakan untuk pertama kalinya sensasi hangat, lembut dan halus memek wanita untuk pertama kalinya dan itu milik ibuku kandungku sendiri. Semakin cepat aku menggerakkan kedua jariku keluar masuk lubang memeknya, semakin ganas nafsuku dan tidak sabar lagi untuk menusukkan batangku ini ke dalamnya.
Setelah berapa lama ibuku mengeluarkan cairan-cairan basah dan setelahnya ia hanya diam pasrah. Aku dengan segera langsung menancapkan batang kemaluanku ke dalam memeknya yang telah basah sehingga dengan mudah aku bisa menerobosnya. Benar-benar sensasi luar biasa yang membuat tulang sumsumku menggigil keenakan. Ibuku semakin menggeliat keenakan dan akhirnya kuputuskan untuk melepas sumbat yang ada di mulutnya karena aku juga ingin mendengar rintihannya. Ternyata dia menikmati permainanku dan semakin kutancap kencang sehingga membuat ekspresi wajahnya tak karuan. Aku terus menindih ibuku dan segera kulumat bibirnya sambil terus menggoyang pukinya. Aku sudah tak tahan dan akhirnya cairan spermaku muncrat banyak ke dalam liang memeknya. Ibuku mendesah keenakan dan badannya menegang kemudian ia juga mengeluarkan banyak cairan dari liang vaginannya. Setelah jeda beberapa saat aku berbaring di sampingnya dan ia tetap tidak berekspresi malahan tertawa kecil di sampingku. Aku berpikiran mungkin ibuku sudah gila dan tidak ingat dengan diriku.
Aku beranikan diriku untuk membuka maskerku agar ia benar-benar tahu kalau aku Damar anaknya sendiri. Hal itu kulakukan karena malahan membuatku semakin bernafsu menyetubuhinya. Setelah kubuka maskerku aku memberitahunya kalau aku damar dan aku ingin menyetubuhinya setiap hari. Aku melepaskan semua ikatannya karena aku tahu dia sekarang dalam posisi keenakan jadi tidak mungkin berbuat macam-macam. Saat dia duduk aku angkat sedikit tubuhnya dan aku pangku sambil memasukkan penisku ke arah lubang vaginannya. Aku bersandar di tembok dan kubimbing dirinya untuk bergerak naik turun. Awalnya susah banget membimbingnya, namun lama kelaman ia bergoyang sendiri mengoyak penisku. Aku mendapati kenikmatan yang luar biasa dan terus memeluknya dengan erat dari belakang sambil terus meremas tetaknya. Tak lama kemudian cairan spermaku muncrat untuk kedua kalinya dan aku benar-benar puas dan lemas. Setelah itu aku tidur berbenah dan segera membersihkan tubuh ibuku dari spermaku. Aku memakaikan seluruh pakaiannya dan ketika aku mengikat lagi kedua kakinya dengan rantai ia teriak-teriak namun aku cuek saja. Setelah larut malam akhirnya Bapakku pulang membawa jampi-jampi dari orang pintar. Dalam hati aku mengharap ibuku tidak sembuh biar aku bisa menyetubuhinya setiap hari namun di sisi lain aku ingin dia cepat sembuh.
Aku melakukannya ketika ayahku sedang pergi keluar dan suasana rumah sepi. Namun ketika kondisi ibuku sudah berangsur-angsur pulih dan bisa sedikit berkomunikasi meski agak kurang jelas dan membingungkan aku tidak berani lagi mengerjainya karena takut kalau dia sadar akan perbuatanku. Setelah itu aku sudah tidak pernah mengerjainya lagi sampai akhirnya ibuku sembuh total dan kembali kerja. Seakan dia tidak sadar betul orang yang telah mengerjainya dan mungkin ia hanya memendamnya dalam hati atau ilusi. Akupun juga tidak tahu dan hanya dia yang merasakannya. Terkadang aku bernafsu kalau mengingat kejadian itu dan hanya kulampiaskan dengan beronani saja